Minggu, 29 Desember 2013

Without Words

Find more words? click this  ^_^


 

Raihan said  "kalo naik kuda ini aku berani"

Raihan said "mancing aja ah daripada naek kuda"

pose yang sama....ga kretif ya kita... :D




Floating Market





Read More

Jumat, 27 Desember 2013

Love after weaning...

Lama ga nulis, gatel juga pengen ngetik-ngetik...
Sebagai emak-emak yang punya blog...ciehhh...gaya ngga seh -walaupun blognya lebih sering didatengin laba-laba daripada yang punya :D- kayanya kurang afdol kalau ngga nulis tentang perkembangan anak2. Jadi kali ini pengen cerita satu step yang sudah dilewati oleh Raihan...jeng..jeng...Raihan sudah berhenti menyusu tepat pada usia 2 tahun 1 bulan..yeay...*Anakku, kamu sudah besar..-terharu-

Proses menyapih ini memang menjadi salah satu hal yang bikin para emak deg-degan. Apalagi mendengar cerita-cerita tentang susahnya menyapih anak. Sejak Raihan berumur satu tahun, aku mulai mencari referensi tentang proses menyapih ini, dari hasil googling ketemu dengan istilah "WWL = Weaning with love (menyapih dengan cinta) ". Menurut beberapa referensi, intinya adalah, membuat anak dengan sukarela tidak menyusu. Pertama kali membaca tentang ini langsung tertarik, karena sesuatu yang berhubungan dengan cinta selalu mebuat aku tertarik..halah..Tapi apakah pada prakteknya akan mudah? Karena selama ini yang sering aku dengar, jika seorang anak akan disapih, pasti sang Ibu melakukan sesuatu untuk mencegah anak itu menyusu. Seperti, memberikan kunyit, plester atau bahkan obat merah pada puting sang Ibu supaya anak enggan menyusu. Nah aku sebenarnya tidak mau melakukan hal tersebut, karena menurutku itu sama saja kita membohongi sang anak. Itulah kenapa aku sangat tertarik dengan proses WWL ini.

Suatu hari, saat ngobrol dengan salah satu rekan kantor, aku bertanya tentang proses menyapih anaknya, dan menurut ceritanya hal itu terjadi sangat mudah. Jadi si mba itu sebut saja mba N, sebelum anaknya berusia dua tahun selalu melakukan sugesti kepada anaknya bahwa nanti saat si anak 2 tahun maka sudah tidak menyusu lagi. Hal itu dilakukan terus-menerus dan berulang ulang setiap hari. Pada saat main maupun pada saat menyusu. Nah pada saat seminggu sebelum ulang tahunnya yang kedua, tau-tau si anak tidak mau menyusu. Amazing ga siy? benar-benar ngga mau tanpa paksaan.

Jadi mulailah aku membicarakan tentang proses WWL ini dengan suami. Alhamdulillah, si mas mendukung dan inilah yang kami lakukan :
  1. Sejak Raihan 18 bulan kami mulai men 'suggesti' Raihan. Tiap hari kami katakan "Raihan sekarang ... bulan, nanti kalau sudah 24 bulan udah ngga mimik bunda lagi ya". Bahkan sampai aku buatkan jingle -cieh- dengan nada lagu "happy birthday", liriknya seperti ini "...bulan lagi, Raihan dua tahun, bukan bayi lagi, ngga mimik bunda lagi". Dan aku selalu menyanyikan lagu itu setiap saat. Raihannya juga senang ikut nyanyi2 dan joget2 juga. Ngga tau tuch paham ngga ya dia artinya lagu itu..haha
  2. Sesuai dengan hasil googlingan, salah satu yang harus dilakukan yaitu tidak menawarkan menyusu jika balita tidak meminta. Tapi kayanya memang Raihan jarang ngga minta ngga nyusu, terutama kalau mau bobo. Tapi ya itu tadi, tidak menawarkan kalau Raihan ngga minta. Dan kayanya sejak 18 bulanan itu, Raihan ngga pernah minta mimik kalau lagi jalan-jalan. lumayan.
  3. Karena aku kerja, jadi aku terbiasa memerah ASI pada saat di kantor. Untuk menghindari pembengkakan pada saat proses menyapih, aku mulai mengurangi frekuensi memerah. Dari yang awalnya 3 kali sehari sampai hanya tinggal 1 kali sehari sejak Raihan 18 bulan. 1 bulan sebelum Raihan 2 tahun, aku memutuskan untuk tidak memerah ASI lagi saat di kantor. Apakah bengkak? awalnya iya, tapi masih normal dan aku juga ngga merasa sakit karena bengkak itu. Mungkin karena aku kerja seharian, maka lebih mudah bagi Raihan untuk tidak menyusu pada siang hari. Saat aku libur, Raihan lebih mudah dialihkan untuk tidak menyusu pada siang hari. Selain itu, sudah lama Raihan ngga minum ASIP pake dot jadi saat tidur siang, ngga pake acara minum susu dulu jika aku ngga di rumah.
  4. Hari H....jeng..jeng..Ternyata setiap anak itu unik, dan memang tidak bisa disamakan dengan anak lain. Begitu juga dengan Raihan. Sampai dengan usianya 2 tahun, Raihan masih tetap minta ASI. Yang paling sulit adalah membuat Raihan tidur malam tanpa menyusu. Kami mencoba mengalihkan perhatiannya, dengan cerita atau nyanyi atau main mobil-mobilan sambil tiduran, tapi tetap tidak bisa. Dan setiap diberitahu bahwa Raihan sudah dua tahun pasti dia selalu menjawab "engga..engga..mimik bunda aja".
  5. Sebenarnya banyak literatur yang menyebutkan bahwa tidak ada salahnya seorang anak disusui lebih dari 2 tahun, namun dengan beberapa pertimbangan kami memutuskan bahwa saat Raihan 2 tahun maka saatnya untuk mulai disapih. 
  6. Akhirnya kami menetapkan waktu kapan Raihan akan disapih. Berat, karena yang terjadi adalah drama setiap mau bobo. Pertama kali tidak boleh menyusu sebelum bobo malam, Raihan nangis lama lebih dari 15 menit. Rasanya..ga tega banget. Hari pertama gagal, karena suami yang juga tidak tega mengatakan agar Raihan disusui saja hari itu. Sempat juga ada perdebatan antara aku dan suami, apakah tetap akan diberikan ASI jika Raihan menangis terus saat mau bobo malam. Suami keukeuh dengan pelan-pelan aja. Sedangkan aku kefikiran, kalau setiap nangis dikasih ASI nanti si anak akan belajar bahwa jika menangis maka akan diberikan ASI. Sempat galau, karena kalau teori WWL itu tidak boleh memaksa anak, jadi kalau keukeuh tidak diberi ASI dan anak menangis apakah bisa disebut WWL juga? saat yang galau. Tapi Alhamdulillah, kegalauan ini tidak bertahan lama, di hari ke-4 Raihan tudak minta ASI lagi kalau mau bobo malam. Walaupun ada konsekuensinya, seperti tidurnya jadi lebih malam dan kadang minta gendong jika mau bobo. Bahkan sekarang jika aku tunjukkan PD ku dan kutanya ini apa? Raihan akan menjawab "mimik buat adek bayi". Saat kutanya lagi, "Kalau Raihan gimana?"., maka Raihan akan jawab "dah becan (besar), ga mimik itu agi". I'm so proud of him, dan walaupun diselingi drama dan mungkin ga murni WWL ya, tapi setidaknya anakku beranggapan bahwa dia ngga nen lagi bukan karena nennya pait ato sakit, tapi karena nen itu untuk adek bayi dan dia bukan bayi...
itu cerita WWL versiku, tidak sempurna mungkin, tapi mudah2an jadi yang terbaik buat kami. Kesimpulannya, menyapih tidak hanya tentang ibu dan anak, tapi juga sang ayah. Apakah setelah menyapih kelekatan Raihan dan aku menjadi berkurang? Aku bisa jawab "tidak". Masih banyak hal yang kami lakukan bersama, ada saat-saat Raihan hanya ingin sama aku, ngga sama ayahnya ataupun pengasuhnya. Hal itu yang membuat aku yakin bahwa aku tidak salah menyapih Raihan di usia ini. Always love u son... ^_^


Read More

Rabu, 27 November 2013

cuss...ke Bandung...

Akhirnya ke Bandung lagi...haha lebay ya. Padahal Bandung mah deket aja dari Jakarta, tapi karena kesibukan yang menyita..(baca : kantong ngga mendukung)sampe ga sempet dech ke Bandung :D .

Karena hanya punya waktu seharian buat jalan-jalan, kita mulai berangkat pagi-pagi. Ngga pagi2 banget juga siy sebenernya, sekita jam 8an kita berangkat dari hotel di kota Bandung ke Lembang. Rencananya pengen ke de Ranch. Hasil terawangan mbah google tempat ini selain lagi happening di Bandung juga cocok buat balita.

Sampai de Ranch masih sepi, jalanan Bandung kalo sabtu pagi belum macet, jadinya cepet banget sampe di Lembang. Tempatnya sejuk dan pemandangannya bagus. Tiket masuknya juga murah meriah, satu orang hanya lima ribu rupiah saja. Jadi bertiga sama misua dan ibuku hanya mengeluarkan lima belas ribu rupiah...yeay murah. Raihan padahal udah 2 tahun siy, tapi sama yang jaga ngga ditagih tuch, ya sudahlah..hehe. Selain murah meriah, tiket masuknya juga bisa dituker sama susu sapi segar. Satu tiket bisa ditukar dengan satu cup susu sapi, kalau dua tiket bisa ditukar dengan satu cup yoghurt. Karena ibuku sama si mas ngga suka yoghurt, akhirnya 3 tiket itu kita tukar dengan 3 cup susu sapi segar, dua rasa mocca dan satu rasa strawberry. Sayangnya Raihan ngga terlalu suka yang rasa-rasa gitu, cuma nyobain satu sruputan terus ngga mau lagi, ya sudlah , bagian bundanya.. asyik..

de Ranch ini intinya wisata berkuda, trus pas naik kuda nya kita bisa pake kostum, tinggal pilih mau ala cowboy atau ala indian. Tapi selain naik kuda juga ada permainan anak-anak yang lain. Ada kuda-kudaan, trampolin, kuda goyang (yang ini mirip kora-kora di Dufan tapi versi kecil banget, kayak ayunan gitu jadinya), perahu2an, menambang emas, dll. Harga tiket untuk tiap permainannya juga ga mahal. Untuk naik kuda poni (yang tingginya dibawah 95 sm disarankan naik ini) tiketnya hanya Rp20.000,00, tiket memancing anak-anak hanya Rp15.000,00, untuk naik delman tiketnya Rp25.000,00 untuk 3 orang. Yach sekitar itulah, murah meriah kan? Terus jika kita sudah mengumpulkan 6 tiket mainan, bisa ditukar dengan satu botol air mineral. Jangan bayangin yang botol besar ya, tapi botol imut-imut 200 ml :). Tempat ini menurutku memang cocok untuk wisata keluarga, banyak mainan anak-anak, hawa sejuk, dan yang pasti makanan yang dijual disini juga ngga terlalu mahal. Sekitar 10 ribuan keatas. Pas kita disini, banyak juga keluarga-keluarga yang kesini, sama eyang2 dan anak2. Oh iya, paling pas sebenernya bawa jaket, karena disini anginnya lumayan kenceng. Raihan dong ngga dibawain jaket sama bundanya, alhasil bajunya didobelin biar ngga masuk angin...*emaknya parah ye. Sayangnya si bocah lanang ngga berani naek kuda...baru juga ditaro diatas kuda poni dah  jejeritan..jiah...padahal pas berangkat semangat banget tuch mau naik kuda. Ya sudahlah, next time ya nak...

Setelah dari de ranch, kita ke floating market buat makan siang. sebenarnya bisa siy makan d de ranch sekalian, tapi klo udah makan mau ngapain di floating market, secara itu tempat buat makan-makan. Ini juga hasil cenayangan mbah google, salah satu yang lagi happening juga di Bandung. Ngga terlalu jauh dari de ranch, kalo orang jawa bilang cuman sak nyuk.

Tiket masuk Floating Market juga murah, per orang sepuluh ribu rupiah dan lagi-lagi Raihan ngga bayar hihi, trus mobil hanya lima ribu rupiah. Untuk mobil ngga dihitung per jam. Jadi sepuasnya disini ya cuma bayar lima ribu itu. Tiket masuk ini lagi2 bisa ditukar sama minuman. Ada lemon tea, coklat, kopi semuanya bisa panas bisa dingin.  Seneng ya sama jalan-jalan yang model kayak gini, apa2 bisa dituker... :D

Tujuan dibangun floating market ini sepertinya untuk memuaskan perut dan mata. Urusan perut bisa dipuaskan dengan beragam jenis makanan yang dijual dengan harga yang menurutku sangat terjangkau. Sama seperti makanan di de Ranch. Ada yang konsepnya seperti rumah makan. Ada yang konsepnya seperti food court di mall. Untuk yang konsep food court ini, kita membeli dengan koin. Jadi ada koin pecahan lima ribu, sepuluh ribu, dll. Sebaiknya menukar sedikit dulu, kalau kurang baru tukar lagi, karena koinnya ngga bisa ditukar lagi dengan uang kalau sisa. Dan untuk memuaskan mata, disana-disini  pemandangan bagus banget, ajibb dech, menurutku sih benar-benar memuaskan mata. Sayang punyanya cuma kamera pocket, jadi keindahan Floating Market ini kurang terabadikan.

Di sini juga ada beberapa mainan anak-anak, ada dayung, bebek-bebekan, perahu-perahuan dan ada juga mainan standar yang goyang-goyang kalau dimasukin koin itu lho. Dan, Raihan sampe ga mau turun maen itu. Toiletnya juga bersih...mmmm...kesimpulannya sukaaaaa. Sebenernya pengen berlama-lama disini, tapi sayangnya kita kesini pas hari sabtu dan itu rameee banget, jadi tempat duduk-duduknya penuh semua. Kayanya tempat ini emang lagi happening banget ya. pengunjungnya banyak, dan ada juga turis-turis asing yang kesini, mungkin dari singapore kali ya kalau liat dari bahasa Inggrisnya yang dialek Melayu *sotoy

Pulang dari Floating Market kita mampir ke Geger Kalong, sholat di masjid Daarut Tauhid (itu lho tempatnya Aa Gym). Setelah itu langsung cuss lagi balik ke kota Bandung. Eh ngga cuss ding, soalnya jalanan sore ternyata macet,,hehe

Seharian jalan-jalan di Lembang, Bandung asyik banget, sengaja pengen jalan-jalan yang non factory outlet (boong ding, malam sebelumnya sempet ke Heritage sebentar..xixi). Malamnya kita makan di HDL 293, tempat makan seafood rekomendasi salah seorang teman. Kita makan di HDL 293 yang dekat gedung sate, rasanya enak siy, tapi menurutku masih lebih enak warung seafood deket rumah di jakarta..hehe. Tapi kalau kesini sebaiknya rame-rame. Kalau hanya dua orang sebaiknya pesan satu menu saja, karena porsinya itu lho...banyak banget. Sesuai dengan harganya siy. Satu porsi sapo tahu harganya kalau ngga salah Rp45.000,00 dan itu bisa dimakan untuk 3 orang. Kalau yang ngga doyan makan mungkin bisa 4 orang kali ya. Niy penampakannya... banyak kan...



Hari minggunya sebelum pulang, kita sempat ke pasar kaget di depan gedung sate. Kebetulan kami menginap di Hotel Mitra, jadinya dekat dengan Gedung sate. Pasar Kagetnya biasa aja siy, seperti banyak pasar kaget di Jakarta, jualan baju, kerudung, dll. Raihan dapat mobil-mobilan yang harganya hanya lima ribu rupiah saja . Seneng banget, anak senang dapat mainan, bunda juga senang karena ngga harus bayar mahal. Bahagia itu sederhana tho. Haha..

Minggu siang pulang ke Jakarta, bocah lanang bobo sepanjang jalan pulang. Hmmm...jadi pengen ke Bandung lagi...*pengen liburan terus :D

Kata orang "no pict = hoax" jadi, foto2nya menyusul ya...

update..29/12/2013...picture is here


Read More

Rabu, 13 November 2013

Ketikan pagi

Dah lama ngga nulis, kayanya kasian juga ngeliat blog ini. kosong...halah. Lagi aga sok sibuk, jadi jarang nulis lagi, jarang juga ikutan lomba, kayanya semangat nulis mulai menurun niy.

Tadi pagi baca salah satu judul berita seleb di detik, tulisannya gini " Ruben tokcer, wenda hamil muda". Ngga ada yang salah siy dengan judul itu, hanya saja sisi feminis saya menjadi agak terpengaruh...*lebay

Sering banget kita mendengar kalimat itukan.."Wah si A (suami) tokcer, si B (istri) sudah hamil, padahal baru nikah. Atau kalimat ini " Wah si C (istri) langsung hamil ya, ga pake kosong, tokcer juga si D (suami) ". Tapi di sisi lain kita juga sering mendengar "si E (istri) belum hamil juga lho, padahal sudah nikah 2 tahun". Mmmmm...ada sesutu yang menggelitik ngga siy disini. Keberhasilan suatu kehamilan selalu diidentikkan dengan kehebatan seorang lelaki, sedangkan ketidakberhasilan suatu kehamilan selalu diidentikkan dengan kegagalan si wanita. Padahal, meminjam kalimat asing "it takes two to tango". Butuh dua orang supaya berhasil kan. Setelah keduanya berusaha tinggal menyerahkan semuanya kepada yang Maha Kuasa. Jadi menurut saya, sangat tidak adil jika masalah ketidakhamilan ini seolah-olah menjadi salah si wanita. Dan sayang sekali stigma seperti ini sudah sangat umum di Indonesia, bahkan kadang yang mencetuskan adalah seorang wanita lain...hufff....tarik nafas. 

Entahlah, mungkin karena saya habis baca tulisannya Ayu Utami ("Parasit Lajang"), jadi sisi feminis saya jadi lebih sensitif hanya karena membaca berita diatas. Kadang, menjadi seorang wanita itu menjadi lebih sulit. Terlebih menjadi wanita Indonesia yang penduduknya sangat suka sekali berkomentar. Apapun dikomentari. Dan komentarnya juga macam-macam, kadang hanya komentar yang tidak jelas, bukan komentar yang menghibur ataupun memberikan solusi....*termasuk saya juga sebenernya....hadeuh

Seperti kalimat berita diatas, hal yang sangat biasa kita dengar bukan. Bahkan tanpa sadar, kita sendiri pernah mengucapkannya (ngaca). Padahal segala sesuatu yang menjadi sudah menjadi kebiasaan belum tentu hal yang baik..

Ah..ngga taulah, nulis apa ini, sekedar curhatan di pagi hari. kayanya butuh kopi niy biar lebih fresh :D
Read More

Minggu, 20 Oktober 2013

Ibu...I love u

Segala sesuatu yang berhubungan dengan kata "Ibu" entah kenapa selalu membuat saya merinding. Bukan merinding karena takut lho, tapi lebih ke "menggetarkan hati". Saya sayang Ibu saya (tentunya semua orang juga), namun sejak saya sendiri menjadi seorang Ibu, saya semakin sayang dengan Ibu saya. Karena beliaulah, saya menjadi seperti saya yang sekarang ini. Mungkin saya bukanlah siapa-siapa, saya bukanlah seorang pemimpin besar, tapi saya rasa Ibu saya bangga dengan saya yang setidaknya bisa menjadi pemimpin bagi diri saya sendiri.. :)

Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, sewaktu saya kecil keluarga saya malah belum punya rumah, kami masih mengontrak. Namun, Ibu saya selalu membuat saya merasa "Kami orang kaya". Kenapa seperti itu? karena kami masih bisa memberikan sesuatu untuk orang lain. Ibu saya selalu mengajari saya untuk berbagi kepada yang membutuhkan, pengemis ataupun tetangga yang membutuhkan. Setiap ada penggalangan dana di sekolah untuk bencana atau apapun, Ibu saya selalu memberikan sumbangan melalui saya (bukan sombong lho). Hal-hal seperti ini yang membuat saya yang saat itu masih kecil berfikir "Keluarga kami bukan orang susah".

Pada waktu kecil, saya bersekolah di sebuah sekolah swasta Islam. Yang menurut cerita ibu saya -setelah kami semua dewasa-, biaya perbulan yang harus dikeluarkan lebih besar dari biaya sekolah di SD Negeri di daerah kami. Beliau mengatakan seperti ini " Ibu tidak bisa ngaji, tidak punya dasar agama yang baik, tapi Ibu mau anak-anak Ibu lebih baik dari Ibu". Saya sangat terharu saat mendengar cerita Ibu. Padahal kami keluarga sederhana, akan lebih hemat jika menyekolahkan saya di SD Negeri. Namun Ibu tidak melakukannya. Beliau sangat mengutamakan pendidikan kami, tidak perduli jika harus membayar biaya yang lebih mahal untuk itu. 

Ketika saya mulai beranjak remaja, saya mengikuti kegiatan ekstra kulikuler di sekolah, yang beberapa kegiatannya mengharuskan saya untuk pergi dan menginap di suatu tempat. Misalkan saja seperti berkemah di kaki Gunung Gede. Banyak teman-teman saya saat itu yang kesulitan untuk mendapatkan ijin dari orang tuanya. Namun saya, saya selalu dengan mudah mendapatkan ijin dari Ibu. Dulu saya sempat berfikir "kok Ibu gampang banget ngasih ijin ya? apa ngga khawatir anaknya kenapa-kenapa?". Tapi sekarang saya tahu, meskipun Ibu saya khawatir, namun dengan mengijinkan saya mengikuti kegiatan itu membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab. Saya diberikan tanggung jawab untuk menjaga diri saya sendiri. Ibu memberikan kepercayaan kepada saya, dan saya selalu berusaha menjaga kepercayaan yang telah diberikan Ibu kepada saya. Dan tentu saja, kegiatan-kegiatan itu menambah pengalam hidup saya. Seandainya Ibu melarang saya, mungkin saya tidak punya pengalaman-pengalaman seru yang selalu terkenang sampai saat ini.

Begitu juga ketika suatu hari saya baru sampai rumah jam 11 malam (saat itu saya masih SMU). Dan dulu belum jamannya HP, pun di rumah saya tidak ada telfon rumah, sehingga saya tidak dapat memberitahu Ibu bahwa saya terlambat pulang. Ketika sampai rumah, ibu saya membuka pintu dan hanya mengatakan "Kok sampai malam?" tanpa marah-marah. Hanya itu, namun justru kalimat itu yang membuat saya berjanji pada diri saya sendiri, saya tidak akan membuat Ibu khawatir lagi. Saya tahu beliau khawatir, karena beliau biasa tidur cepat, namun karena saya belum pulang beliau tidak tidur. Mengingat hal itu saja saat ini membuat saya berkaca-kaca.

Ibu tidak pernah marah kepada saya apalagi memukul, hanya sekali seumur hidup saya dijewer oleh Ibu. Itu juga karena saya membuang-buang beras yang ada di rumah dengan sengaja karena saya sedang kesal. Hanya itu. Selebihnya tidak pernah.

Ketika saya sudah bekerja, Ibu tidak pernah sekalipun menanyakan berapa gaji yang saya terima. Ibu juga tidak pernah meminta uang gaji saya. Bahkan saat saya membelikan sesuatu untuk Ibu, beliau selalu mengatakan "Ngga ditabung aja uangmu, Ibu melihat kamu bekerja juga sudah senang". 

Ibu juga pernah meminta maaf pada saya, saat saya meminta pendapat Ibu mengenai seorang teman pria yang dulu dekat dengan saya. Ibu sebenarnya kurang suka, namun Ibu tidak mengatakannya, hanya diam saja dan setelah saya desak Ibu baru mengatakan pendapatnya. Itupun dengan permintaan maaf. 

Dari Ibu saya belajar banyak hal, semua yang dilakukan oleh Ibu untuk saya menjadi bekal saya dalam mendidik anak saya. Saya ingin seperti Ibu saya, selalu mengajarkan pada anak saya rasa bersyukur, selalu mengajarkan rasa tanggung jawab, mandiri dan pentingnya arti sebuah kepercayaan. Saya tidak ingin menjadi Ibu yang otoriter, pun bukan Ibu yang memanjakan anaknya. Saya ingin anak saya mampu menjadi pemimpin, pertama bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya dan apabila dikehendaki Allah menjadi pemimpin bagi banyak orang. Bukan hanya pemimpin biasa, namun pemimpin yang selalu dicintai. Aamiin

Ibu...I love u



Tulisan ini diikutsertakan dalam #LombaBlogNUB




Read More

Rabu, 16 Oktober 2013

[2013 Indonesia Romance Reading Challenge] # 14 "twivortiare"

Dulu, waktu jaman-jamannya masih suka sok eksis, hampir tiap hari pasang status di facebook. Pas udah mulai ngetren twitter, ternyata udah ga suka sok eksis lagi, jadi ngga pernah nge tweet...*intro ngga penting
Saking seringnya nulis status, sempet tuch kefikiran "lucu kali ya kalau tuch status dikumpulin". Eh ternyata sebelum sempet ngumpulin status sendiri, Mba Ika Natassa ini udah melakukannya. What a brillian idea...yup. Sang penulis membuatkan account twitter untuk tokoh novelnya. @alexandrarheaw, followernya udah banyak aja, 9 ribuan.

Ini novel ketiga mba Ika yang aku baca. eh sebenarnya, sang penulis sudah menerbitkan 5 novel dan ini novel kelima. Tapi berhubung aku baru baca tiga jadi ini novel ketiga..halah ribet. Novel ini lanjutannya novel kedua yang resensinya aku tulis disini...

Melanjutkan cerita tentang Alexandra dan Beno. Ditulis dengan gaya "tweets", dan critanya si tokoh (red : Alexandra) ini suka banget nge 'tweets' anything about her life. jadi kayak baca diary dech. Awalnya agak-agak aneh bacanya, tapi lama-lama menyenangkan. Kalimat-kalimatnya khas Ika Natassa banget...*sok tau ye, baru juga baca 3 bukunye -toyor deh-. Dan tau ngga, setelah baca halaman terakhir, I feel like....I want to read more about Alexandra's life. Aku masih pengen baca drama kehidupannya dengan Beno and I really fall in love with Beno Wicaksono...*halah

Dari tweet nya Alex, kita jadi tahu gimana hidup mereka yang menurutku kayak roller coaster banget, naik turun, dengan segala suka dukanya dan kayaknya buat yang punya suami dokter atau punya suami calon dokter cocok dech baca ini..hehe..Masih bergaya metropolis-sesuai dengan novel sebelumnya-, menceritakan kehidupan pasangan bankir dan dokter di Ibukota Jakarta. Seru, ringan, lucu, bikin senyum-senyum. Sukaaaa....Tapi buat yang ngga suka sama sumpah serapah, lebih baik jangan baca buku ini ya, lumayan banyak sumpah serapahnya walaupun ga kebangetan, still fine..*ukuran aku lho. Dan terakhir, lebih cocok dibaca untuk yang 18+ ya. Jadi adek-adek yang masih SD dan SMP ngga boleh baca, tidak baik untuk kesehatan mental...:D

And the last but not least, I find many "nice quotes" in this novel....
"The simplest things in life are what make us happy eventually. A warm and comfy home, being loved, and knowing that somebody can't live without you".......page 218
"Everything happens for a reason"........page 221
"The simplest things in life sometimes mean the most".....page 287
"We don't need to live up to the Hollywood definition of romantic"......page 287

And so many sweet things that Beno said to Alexandra like :
- Beno said that Alexandra is his "guling"
"Aku pergi ke rumah sakit untuk berusaha membuat pasien tetap hidup, tapi aku pulang setiap malam ke kamu karena cuma kamu yang bisa buat aku ingin tetap hidup"....page 318....eeeaaa...ini manis banget ya


Judul Buku : twivortiare
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama Juli 2012
Cetakan ketiga September 2012
Tebal : 348 halaman





Read More

[Indonesia Romance Reading Challenge] # 13 "divortiare"

Alexandra Rhea......seorang workaholic banker yang bercerai di usia 27
Beno Wicaksono....dokter jantung ternama, mantan suami alexandra
Denny Ibrahim.....pernah dekat dengan alexandra saat kuliah, dan dekat lagi saat Alexandra sudah bercerai

Meskipun hampir 3 tahun bercerai dari Beno, kadang-kadang Alex masih mengingat Beno. Bahkan tato dengan nama Beno belum dihapus oleh Alex dari badannya. Sampai kemudian, Alex bertemu lagi dengan Denny, seseorang yang pernah dekat dengannya saat masih kuliah. Denny pribadi yang sangat menyenangkan dan Alex merasa Denny selalu bisa membuat dirinya tersenyum. Sangat berbeda dengan Beno yang selalu bertengkar bila bertemu dengan Alex. Karena itu Alex menerima Denny sebagai kekasihnya. Namun, entah kenapa, setiap hal yang terjadi selalu mengingatkan Alex pada Beno. Akankah Alex menikah dengan Denny? atau Alex kembali pada Beno? atau tidak keduanya?

Diceritakan dengan sangat menarik oleh Ika Natassa. Novel ini merupakan novel kedua yang ditulisnya. Dengan gaya penulisan yang sama, menurutku membaca novel ini lebih menarik dibandingkan yang pertama. Still love u mba...Asyik banget dibacanya. Bikin senyum-senyum, bikin tersipu-sipu, dan ada selipan haru didalamnya. Jangan bayangkan melow-melownya drama korea ya, engga sedramatis itu, lebih pas dibilang tipe-tipe "desperate housewife" kali ya.
 

Judul Buku : Divortiare
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Juni 2008
Cetakan keenam : September 2012
Tebal : 320 halaman

Nice quote:
" Love is not for the faint of hearts"

Nice dialogue:
"Gue sadar kenangan ngga bakal bisa dihapus. Anggap aja kenangan itu bagian dari hidup gue yang dulu, yang juga membuat gue jadi gue yang sekarang. Gue cuma perlu mengalami kenangan-kenangan baru yang lebih indah. Hidup kita ngga harus ditentukan oleh masa lalu kan?"




Read More

Jumat, 11 Oktober 2013

[2013 Indonesia Romance Reading Challenge] #12 "a very yuppy wedding"

Nemu buku ini, udah terbitan lama ternyata, cetakan pertamanya tahun 2007. Cerita tentang seorang bankir, eh salah sepasang bankir maksudnya. Lumayan asyik buat dibaca, novel pertamanya ika nathasa yang ternyata seorang bankir. Keren ya, bankir yang jam kerjanya aje gile sempet nulis novel. Aku seharusnya malu, kerjaan santai ngga bisa nulis novel...beda bakat kali ya..haha..*pembelaan diri.

Membaca buku ini bikin iri sekaligus ngeri sama kerjaannya bankir-bankir. Iri karena di buku ini ditulis, bonus akhir tahun yang didapat seorang bankir jika mencapai target sangat besar, belom lagi segala fasilitas yang diterima seorang bankir dari kantornya. Tapi sekaligus ngeri, membaca cerita jam kerja bankir yang syerem ya, bisa pulang pagi segala kalau ada proyek. Dikejar deadline. Resiko juga sama hukum jika melakukan kesalahan.Mmmmm...ngeri. jadi wajarlah ya kalau seorang bankir mendapatkan fasilitas dan penghasilan yang menggiurkan, mengingat pekerjaannya pun mempunyai resiko yang besar..

Back to the novel, tentang seorang Andrea dan Adjie yang diam-diam pacaran karena mereka bekerja di Bank yang melarang karyawannya saling berhubungan dan menikah. Jika ada karyawannya yang menikah maka salah satu harus keluar dari Bank tersebut. Rahasia mereka berhasil disembunyikan selama setahun, namun akhirnya terbongkar saat Ibu Adjie memperkenalkan Andrea sebagai tunangan Adjie kepada temannya yang ternyata bekerja di bank yang sama dengan Adjie dan Andrea.

Masalah tidak berhenti sampai disitu, masih ada Ajeng yang terlihat selalu berada di sekitar Adjie dan membuat Andrea cemburu, ada Radit yang mantannya Andrea dan terlihat masih menyukai Andrea, juga ada Tathya yang mantannya Adjie.

Ceritanya ringan, sangat dekat dengan keseharian kita, so real dech ya...tipe-tipe novel metropop. Kalau aku siy, suka baca yang beginian. Masalah buku tergantung selera kan ya....


Keterangan Buku
Judul : a very yuppy wedding (ada tulisan 288mg juga)----covernya lucu, simple tapi malah bikin penasaran
Pengarang : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Oktober 2007
Cetakan ketujuh : September 2012
Tebal : 282 halaman

Read More

Life is a drama

Melihat-lihat blog sendiri dan menyadari...jeng jeng "akhir-akhir ini hanya menulis sesuatu yang berhubungan dengan kontes, lomba dan yang ada embel-embel dapet hadiah"...haha..bisa disebut matre kah aku?

Jadi, karena udah lama ngga nulis sesuatu tanpa embel-embel akhirnya memutuskan untuk menuliskan sesuatu di pagi yang indah ini...-gimana ngga indah, mau long weekend gitu lho :D-

Bermula dari obrolanku dengan adekku tercinta :
Kakak yang cantik dan baik (red : aku) : Adek jadi nyusul Mama ke Jogja?
Adek yang lumayan cantik dan baik juga walaupun masih cantikan kakaknya hehe : Iya jadi kak
Kakak yang cantik dan baik : Jadi naek kereta? udah dapet tiketnya?
Adek : Iya jadi, udah dapet. Kak doain adek ya, nanti yang duduk di sebelahnya adek orangnya ganteng, baik, kuliah di UGM...bla..bla..bla
Kakak yang cantik dan baik : ngakak..hahaha

Serius, pas dengerin kalimat adekku, aku beneran pengen ketawa. Soalnya aku dulu juga berfikir hal yang sama..haha..korban FTV kayanya niy kite berdua. Kok bisa ya??? :D

Dulu, jaman masih kuliah di Semarang, tiap bolak-balik ke Jakarta pasti naek kereta. Secara mahasiswa ya bo, ga mampu eike naek pesawat. Tapi ga mau nyoba naek bis juga. Ngga tau kenapa, lebih suka naek kereta dan sama seperti adekku, ngarep ketemu "seseorang" di kereta ..hihihi. Tapi ternyata selama empat tahun bolak-balik Jakarta-Semarang, yang berarti udah puluhan kali naek kereta, engga pernah tuch ketemu "seseorang". Padahal ya, suka membayangkan, ih romantis ngga siy, ngga sengaja kenalan di kereta, terus ternyata berjodoh..hahay...drama banget ngga siy*toyor diri sendiri. Kayanya emang kebanyakan nonton drama dech aku.

Tapi kalau difikir-fikir, kadang hidupku memang berasa drama dech. Saat-saat jaman masih labil n punya pacar terus berantem sama pacar, berantemnya kayak drama pake acara nangis-nangis segala *lebay. Trus-trus putus sama mantan pacar dan sempet diteror sms -drama-. Trus-trus, harus menolak pekerjaan yang kece karena satu dan lain hal -drama-. Trus-trus menikah dengan teman kuliah yang dulunya teman baikku -drama-. Yup kalau difikir-fikir My life is full of drama...atau sebenernya dramanya yang nyontek hidup gue? *gubraks...narsis banget yaaa......

Trus kalau difikir-fikir lagi, aku menikmati drama-drama yang pernah aku jalani. Walaupun ada drama sedih, ada drama romantis, drama komedi, macem-macemlah. Aku fikir drama-drama ini lah yang mewarnai hidupku, makes my life more colourful. Dan menurutku...drama-drama kehidupan inilah yang membuat aku semakin dewasa...*tsaah











Read More

Selasa, 08 Oktober 2013

Aku jatuh cinta...lagi..lagi..dan lagi... ^_^

Marriage is not a noun, it's a verb
It's not something you get, it's something you do
It's the way you love your partner everyday

- Barbara De Angelis-


Suka sekali dengan quote diatas, it's really...really right. Kita tidak pernah bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita akan menikah. Sama seperti quote diatas "it's something you do".

Aku sendiri, memilih untuk menikah dengan orang yang telah membuatku jatuh cinta....berkali-kali...*tersipu-sipu

 Jatuh cinta yang pertama : (2001)
Saat pertama kali bertemu jaman ospek di kampus, mungkin lebih tepatnya suka. Habisan suamiku ini ganteng *narsis -muji suami sendiri-, jadi pertama kali liat langsung mbathin (red : berbicara sendiri dalam hati) "ih ganteng dech". Tapi kita cuma temenan sampe kuliah selesai.

Jatuh cinta selanjutnya : (2006-2009)
Setelah lulus kuliah, aku bekerja di Aceh dan suami (saat itu masih temenan) bekerja di Jakarta. Setiap  pulang ke Jakarta, entah kenapa kita selalu janjian buat ketemu, ya walaupun ketemuannya bareng teman-teman yang lain. Dan setiap ketemu selalu mbathin "tambah ganteng"

Jatuh cinta lagi..lagi dan lagi... (2010 - forever..Aamiin )
Saat akhirnya semua perasaan itu terungkap, saat suatu malam ada yang menyanyikan lagu "cinta pertama dan terakhirnya" Sherina untukku, saat dia melamarku untuk menjadi istrinya, saat dia membuat sendiri mahar pernikahannya untukku, saat ijab kabul, saat suatu malam aku diberikan kejutan ultah olehnya, saat dia menemaniku melahirkan buah cinta pertama kami dan saat-saat seperti ketika di suatu siang yang agak membosankan dikantor tiba-tiba aku mendapatkan ini.....*senyum-senyum.

Suamiku...Haafidh Affandi...I Love U...forever....Aamiin

Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine

Teruntuk mba Uniek dan suami .... "Happy 10th Anniversary", semoga pernikahannya selalu diberikan berkah olehNya, langgeng sampe uyut-uyut..Aamiin








Read More

Jumat, 04 Oktober 2013

[2013 Indonesia Romance Reading Challenge] # 11 " Sempurna"

Cerita tentang Awang dan Kejora. Juga ada Jena, Dimas, Nanda, Watik, Joko, Harris, Nandar, Pak Pranoto, bu Pranoto, dll...banyak ya pemerannya.

Seperti cerita-cerita roman pada umumnya, awalnya Awang sangat cuek pada Kejora dan Kejora juga sangat tidak bersahabat terhadap Awang. Lama-kelamaan cinta mereka mulai tumbuh. Namun, ada Dimas -yang HTS (Hubungan Tanpa Status) an dengan Kejora- dan ada Nanda - mantan kekasih yang sepertinya masih selalu difikirkan oleh Awang- yang mengelilingi kehidupan cinta Awang dan Kejora. 

Saat membaca novel ini, entah mengapa saya merasa terganggu dengan percakapan-demi percakapan yang terjadi. Lebih suka baca narasi pada novel ini daripada yang berbentuk dialog. Ngga tau kenapa ya. Ide ceritanya oke, unsur dramanya ada walaupun entah kenapa kok kurang kental auranya, ada juga adegan-adegan lucu yang disampaikan. Endingnya oke sich, agak menggantung gitu, tapi kok menurutku jadi berasa tanggung gitu bacanya ya. Kesimpulan : lumayan untuk bacaan ringan

Ps : suka banget sama kalimat di covernya
"Sempurna"
"sebab mencintaimu tak membutuhkan alasan"

Judul Buku : Sempurna
Penulis : Nonier
Penerbit : Gagas Media
Cetakan pertama : 2012
Cetakan kedua : 2012
Tebal : 325 halaman

Read More

[2013 Indonesian Romance Reading Challenge] #10 "Mantra Dies Irae"

Unik...
itu kata yang terlintas di benakku setelah membaca buku ini. Dan ternyata buku ini adalah buku ketiga dari seri lengkap "Jampi-Jampi Varaiya". Namun tanpa membaca buku pertama dan keduanya juga tidak akan membingungkan. Hanya saja mungkin kalau sudah membaca buku pertama dan kedua lebih lengkap mengetahui duduk ceritanya.

Menceritakan tentang penyihir yang tinggal di Jakarta (seperti Harry Potter ya), Paxillian Tanjung dan Beatrice Nuna. Namun yang menurutku agak kurang pas itu, pemilihan nama-nama tokohnya. Sangat tidak Indonesia banget. Jadi ngga bisa membayangkan kalau orang-orang itu memang tinggal di Jakarta. Sebutkan saja Oryza, Strawberry, Zea, Xander, dan keluarga karbohidrat. Tapi diluar itu semua, ceritanya lucu, ada unsur dramanya walaupun ada adegan-adegan yang menurutku lebay. Mungkin karena penyihir kali ya, jadi memang sengaja dibuat lebay. Intinya, untuk bacaan iseng-iseng lumayanlah.

And here the story...
Pax merasa patah hati setelah mengetahui bahwa Oryza dan Xander hendak menikah. Karena itu Pax memutuskan untuk menemui Nuna -yang juga patah hati karena pernikahan itu-. Pax bahkan memutuskan tinggal di rumah Nuna dan ikut membantu Nuna bekerja di warungnya. Hal itu lah yang membuat Pax dan Nuna semakin lama semakin dekat. Namun ketika mereka merasa semakin dekat satu sama lain, Nuna harus mengalami rasa sakit yang kedua kalinya karena Pax menghilang.


Judul Buku : Mantra Dies Irae
Penulis : Clara Ng
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Oktober 2012
Tebal : 348 halaman

Read More

Rabu, 02 Oktober 2013

[2013 Indonesian Romance Reading Challenge] #9 " Sunshine Becomes You"

"Ray Hirano bersiul pelan sambil melihat ke kiri dan ke kanan...."
Kalimat pembuka ini sempat membuatku berfikir, inilah tokoh utamanya ternyata eh ternyata hanya pemeran pendukung (ngga baca sinopsis di belakang novel :D).Roy Hirano, seorang penari adalah adik kandung Alex Hirano, berpembawaan ekspresif, ceria dan supel. Kebalikan dari sang adik, Alex Hirano (nah ini baru tokoh utamanya), seorang pianis yang berpembawaan sedikit tertutup. Ray menyukai Mia Clark, dan hal ini sebenarnya disadari oleh Mia. Tentu saja karena Ray sangat ekspresif,semua orang yang melihat cara Ray memperlakukan Mia akan mengerti kalau pemuda itu mencinta Mia.

Awalnya Ray hanya ingin memperkenalkan Mia pada Alex, namun sebelum perkenalan itu terjadi Mia tanpa sengaja membuat tangan Alex cedera. Karena cedera pada tangannya Alex tidak dapat bermain piano sementara waktu dan terpaksa harus membatalkan konser pianonya yang akan segera digelar. Kejadian ini membuat Alex menganggap Mia sebagai Malaikat Kegelapan (entah kenapa menurutku sebutan ini kok kurang pas ya).

Karena merasa bersalah, Mia Clark - seorang pengajar tari pada studio tari sederhana- menawarkan diri untuk membantu Alex Hirano mengurus rumahnya. Mia Clark merasa Alex sangat membencinya. Tatapan tajam dan sikap yang sangat sinis dari Alex membuat Mia ketakutan. Namun, lama-kelamaan sikap Alex berubah dan Mia merasa berada di dekat Alex sangat menenangkan.

Alex dan Mia mulai menikmati kebersamaan mereka, tanpa menyadari bahwa sesuatu telah tumbuh di hati mereka. Namun ternyata, Mia mempunyai sebuah rahasia besar yang disembunyikannya dari Alex. Apakah rahasia itu akan terbongkar?Hmm...jawabannya dituliskan dengan manis oleh Ilana Tan di novel ini ^_^

Setelah membaca tetralogi 4 musimnya mba Ilana Tan (Summer in Seoul , Autumn in Paris , winter in Tokyo dan Spring in London ), jadi ngga ragu untuk membaca tulisan Ilana Tan yang ini "Sunshine Becomes You". Sebelum membacanya aku sudah menebak akan mendapatkan cerita seperti apa, namun ternyata tebakanku salah, aku mendapatkan lebih dari yang kuharapkan. Ceritanya benar-benar mengaduk-aduk perasaan, meski endingnya sudah bisa ditebak. Dibandingkan novel-novel sebelumnya, novel ini lebih tebal. Namun sekali lagi aku terkagum-kagum, dengan tebal 432 halaman , Ilana Tan tidak membiarkan pembacanya (maksudnya aku) membaca sambil skip..skip. Aku menikmati membaca baris demi baris kalimat yang dituliskan, seakan-akan semua kalimat penuh makna. Rasanya tidak ingin berhenti membaca sampai akhir. Meskipun karakter-karakter tokoh dalam novelnya tidak jauh berbeda dari novel-novel sebelumnya, tidak membuat aku bosan membaca cerita ini. Dan hebatnya lagi, novel ini benar-benar bisa memunculkan emosiku...terharu biru...

Kelebihan dari novel-novel Ilana Tan, menurutku, adalah pada aura dramanya. Mungkin kekuatan cerita nya ya? atau karakter tokohnya? aduh ngga tau ah, bukan editor, yang jelas nuansa dramanya sangat kental dan aku menikmati setiap adegan demi adegan. Tokoh-tokoh yang ditampilkan sebenarnya mempunyai karakter yang sederhana, ide ceritanya juga sederhana, ending dan kejutan-kejutan yang diberikan sangat mudah ditebak (dan dari 5 novel yang aku baca, semuanya mempunyai tipikal seperti itu). Namun, entah kenapa, Ilana Tan bisa memberikan nuansa drama dalam novelnya. Aura dramanya sangat terasa. Seperti saat menonton film drama Korea, entah kenapa aku selalu merasa aura dramanya lebih kental, lebih terasa, lebih menimbulkan emosi. Itu juga yang aku rasakan saat aku membaca novel ini. Sederhana namun memikat.

Buat yang suka melow-melow kayak aku, disarankan dech baca buku ini. Pasti akan ter...... hehe

My Favourite Scene
1. Saat Alex menceritakan dongeng sebelum tidur kepada Mia
2. Saat Mia menerima kado natal dari Alex dan membaca tulisannya "Peluk beruang yang manis ini kalau kau merindukanku"....
3. Saat Alex memainkan piano untuk Mia




Judul : Sunshine Becomes You
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 432 Halaman
Cetakan pertama : Januari 2012
Cetakan kedua : Januari 2012






Read More

Senin, 30 September 2013

Dia...

"Hallo Aji "
"Wawan!! Apa Kabar? Lama ngga ada kabar berita? pasti ada sesuatu nih, tumben nelfon teman lama?
"Sehat-sehat, iya, aku mau menikah Ji, dan aku ingin kamu hadir"
"Waaa....akhirnya, selamat-selamat. Kapan? Aku pasti datang"
"Minggu depan"


 - ooo -

Gedung itu sederhana, dekorasinya juga sederhana. Tamu yang hadir juga tidak banyak. Benar-benar pernikahan yang sederhana. Aku mendesah pelan, teringat kembali pernikahanku 3 tahun lalu. Pesta megah, dekorasi yang mewah dan hidangan berlimpah yang semunya dipesan dari catering nomer satu di kota ini. "Aku tidak ingin mengecewakan tamu-tamuku, seorang General Manager salah satu Bank terkemuka di Indonesia memang sudah seharusnya menikah dengan pesta mewah seperti ini", pikirku saat itu. Dan memang aku berhasil, teman-teman dan kolega yang hadir memuji pesta pernikahanku, semua terkagum-kagum. Rasanya puas sekali saat itu.

Aku berdiri bersama beberapa tamu undangan lainnya, menunggu pasangan pengantin memasuki ruangan. Mataku menyapu seluruh ruangan. "Hmm...tidak ada yang aku kenal". Mungkin Wawan tidak mengundang banyak orang.

Gending-gending Jawa mulai terdengar, tanda rombongan pengantin akan segera memasuki ruangan. Aku memilih menyingkir saja ke tepi ruangan. Malas rasanya ikut berdesakan melihat iring-iringan pengantin. Nanti juga bisa melihat sang pengantin saat memberikan selamat, pikirku.
Kedua pengantin telah duduk di pelaminan, upacara-demi upacara sesuai adat Jawa sudah dilaksanakan. Tiba waktunya memberi selamat kepada kedua mempelai dan keluarganya. Aku beranjak dari tempat dudukku, berjalan menuju pelaminan. Wawan sudah melihatku, dia tersenyum kepadaku dari pelaminannya. Aku terhenti , menahan napas dan berbalik meninggalkan ruangan, “mempelai wanita itu, Mila ” aku mendesah pelan.

- ooo -
Tiga tahun yang lalu...
Pesta pernikahan yang megah telah digelar, berjalan sesuai dengan rencanaku. Aku tersenyum puas sambil berjalan menuju kamarku. Rasanya tidak sabar menemui istriku, semua teman dan kolegaku memuji kecantikannya. Aku membuka pintu kamar dan menemukan secarik kertas. Kepalaku langsung berdenyut-denyut saat membacanya..
"SURAT PERMOHONAN CERAI"


*Cerita ini ditulis untuk meramaikan GA nya Harry Irfan "Ngasih Hadiah : September Ceria" based on fiksimini RT @nafriyrrah: CINTA PANDANGAN PERTAMA. Mempelai wanita itu…



Read More

Senin, 23 September 2013

Say NO for OSPEK

Pagi tadi saat perjalanan ke kantor, mataku terpaku pada serombongan mahasiswa dan mahasiswi (sepertinya ya, karena mereka berkumpul di depan kampus) yang mengenakan atribut tertentu. Baju putih, rok/celana hitam, rambut dikuncir banyak dengan karet warna-warni, kaos kaki warna warni juga, membawa tas kresek dan berkalung name tag besar. Dibelakangnya berdiri juga mahasiswa dan mahasiswi (sepertinya yang lebih senior), dengan baju hitam-hitam, sekilas terbaca di kaos hitamnya ada tulisan "tertib". Hmmm..langsung terfikir, pasti lagi ospek.

Di Indonesia, sepertinya hal ini sudah menjadi sangat lumrah, wajar, biasa. Nama resminya sich "Masa Orientasi", tapi kalau difikir-fikir apa yang diorientasi dengan kegiatan semacam ini. Aku juga pernah mengalaminya, pernah mengalami jadi yang meng 'ospek' dan pernah juga mengalami jadi yang di 'ospek'. Dan jujur saja, aku merasa ngga ada gunanya tuch. Saat aku yang di 'ospek', rasanya sebal setengah mati, disuruh melakukan hal-hal aneh yang menurutku ngga penting, bahkan kelewatan. Misalkan disuruh membawa bekal makan siang dengan menu orek tempe yang tempenya harus diiris dengan ukuran tertentu. Belom lagi pada saat makan siang, harus mengupas kulit pisang atau jeruk dengan jumlah tertentu, penting ngga siy? Pada waktu aku yang meng 'ospek' pun, aku fikir itu bukan tugas yang menyenangkan, harus teriak-teriak marah2, bikin suara serak dan tenggorokan sakit. tapi kok ya mau aja ya aku saat itu? *heran. 

Itulah, salah satu tradisi ngga penting dalam dunia pendidikan kita. Sempat terfikirkan kenapa sich ngga ada peraturan yang mengatur atau meniadakan kegiatan ospek seperti itu. Sebenarnya, masa orientasi memang perlu menurutku, tapi bukan dengan cara seperti itu. Dalam benakku, masa orientasi itu, seperti saat kita sedang berwisata dan ditemani oleh seorang "tour guide". Ada yang memberikan penjelasan tentang sekolah atau kampus, perkenalan guru/dosen, perkenalan dengan senior, pengenalan seluk beluk sekolah/kampus dan dikemas dengan kegiatan yang menyenangkan, fun dan tidak merepotkan. Bukankah hal itu akan lebih menyenangkan untuk diingat, memberikan kesan "aku ngga nyesel sekolah/kuliah disini".

Seandainya aku jadi Menteri Pendidikan, aku akan langsung menerbitkan Surat Edaran mengenai "Masa Orientasi". Surat Edarannya berisi hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Kampus/Sekolah pada saat masa orientasi. Dirinci secara detail dan diberikan peringatan juga bahwa sekolah/kampus yang membiarkan organisasi siswa/mahasiswanya melakukan kegiatan orientasi yang tidak semestinya akan mendapat peringatan. Supaya lebih tegas, sekolah/Kampus yang melanggar aturan itu harus membuat spanduk atau pengumuman bahwa mereka telah melaksanakan "Masa Orientasi" yang tidak semestinya pada Tahun Ajaran selanjutnya. Nah kan, mana ada lagi yang berani mengadakan kegiatan seperti itu jika ada ancamannya. Jika ada yang bertanya, kenapa harus diatur, kan seru kalau diingat-ingat. Hmm...jadi alasan kita melakukan kegiatan itu hanya untuk diingat-ingat, lha memangnya kita masuk sekolah/kuliah itu tujuannya supaya ingat sudah sekolah atau kuliah gitu. Kita kan masuk sekolah/kuliah untuk mengenyam pendidikan, ya sudah sepantasnya kegiatan yang dilaksanakan di sekolah atau kampus itu bertujuan untuk memberikan kita pendidikan. Nah, kalau kegiatan ospek yang isinya dimarah-marahin senior, disuruh pakai baju warna-warni yang intinya membuat kita malu saat memakainya, membawa segala macam barang yang aneh-aneh, pendidikan macam apa yang mau ditanamkan pada generasi muda kita?Hanya satu yang diambil saat kegiatan ospek itu, bahwa seorang junior harus nurut sama seniornya apapun yang dikatakannya? apakah itu sesuatu yang mendidik? Ditambah lagi saat ini anak SMP pun harus membawa berbagai macam barang saat ospek, padahal mereka juga baru lulus SD dan akhirnya yang direpotkan adalah orang tuanya. Bukankah ini juga sesuatu yang tidak mendidik kemandirian anak. Di satu sisi, membantu anak saat ospek membuat anak tidak mandiri, namun disisi lain tidak membantu anak juga hanya membuat anak dimarahi oleh seniornya yang sama juga tidak mendidik karena yang memarahi juga masih anak-anak yang penuh emosi. Ditambah lagi, berita mengenai jatuhnya korban saat ospek di beberapa sekolah kedinasan. Apakah itu yang kita harapkan sebagai orang tua? saya rasa tidak. Itulah kenapa "Masa Orientasi" itu perlu diatur. Ini bukan masalah sepele, namun mengenai masa depan generasi muda bangsa. Apakah kita akan menjadikan generasi penerus bangsa kita hanya menjadi orang-orang yang pendendam, penuh emosi dan suka melecehkan? rasanya bukan sesuatu yang menyenangkan bukan? Jadi "Say NO for OSPEK!!!

*nulisnya berapi2 niy...:D



Read More

Rabu, 18 September 2013

[2013 Indonesian Romance Reading Challenge] #8 "Spring in London"

Masih senyum-senyum saat menulis resensi/review novel ini. Senyum-senyum membayangkan tokoh-tokoh dalam novel ini. Asyiknya membaca itu, kita bisa membayangkan tokoh-tokohnya sesuai dengan keinginan kita, juga membayangkan latarnya, membayangkan yang ada di buku dech. Makanya, terkadang kecewa saat harus menonton film yang diangkat dari sebuah buku, dan bukunya pernah kita baca. Kecewa kalau filmnya tidak seperti bayangan yang ada di benak kita sebelumnya. Tapi suka banget kalau ternyata film itu bisa seperti yang kita bayangkan. "Harry Potter" adalah salah satu buku yang menurutku sukses di filmkan, sangat sesuai dengan imajinasi di buku. Walaupun menurut buku, tokoh Harry Potter sendiri digambarkan tidak terlalu ganteng ya sebenarnya, tapi ga papalah, demi memanjakan mata pemirsa. Begitu juga dengan film Perahu Kertas, menurutku film ini berhasil menggambarkan apa yang ada di buku.sukaa..*emoticon lope-lope

Kembali ke novel ini, "Spring in London" merupakan novel keempat Ilana Tan. Aku sempat berfikir, apakah Ilana Tan menuliskan novelnya ini dalam satu waktu? karena selalu ada tokoh dalam satu novel yang menjadi figuran di novel yang lain. Lucu juga siy. Empat novel Ilana Tan ini sudah finish kubaca semua, dari judulnya saja aura romantis sudah terasa *lebay. Novel pertamanya "Summer in Seoul", kemudian "Autumn in Paris", lalu "Winter in Tokyo" dan novel yang baru selesai kubaca ini "Spring in London". Romantis kan judulnya, dan kota-kota yang diambil pun kota-kota romantis di Dunia...*ini sotoy aja sich aku :D

"Spring in London", tentu setingannya kota London. Tempat Danny jo pertama kali bertemu dengan Ishida Naomi. Nah Naomi ini kembarannya Keiko di novel "Winter in Tokyo" (pantes namanya sama, tadinya kufikir mb Ilana Tan ini ngga kreatif bikin nama..haha *ditoyor sama penulisnya langsung). Danny jo merasa Naomi seperti selalu menghindar dari dirinya, ketakutan lebih tepatnya.  Dirinya yang biasanya bisa menarik hati wanita manapun merasa penasaran dengan tingkah Naomi, yang sebenarnya telah menarik hatinya sejak pertemuan pertama. 
Danny Jo ini digambarkan sebagai seorang artis terkenal Korea. Kebayang dong gantengnya kayak gimana, walaupun menurutku cowok-cowok Korea terkesan kurang macho *ga penting. Selain itu, Danny punya kepribadian yang supel dan menarik, sehingga wajar jika banyak yang suka padanya termasuk Miho Nakajima, salah satu teman dekat Naomi.
Naomi sendiri merupakan model terkenal di Jepang, yang memutuskan tinggal di London untuk mengembangkan kariernya sebagai model. Satu kejadian di masa lalunya membuatnya menjadi sedikit tertutup terhadap laki-laki, kecuali terhadap Chriss Scott yang merupakan teman satu flatnya. Ya iyalah ya, orang Chriss Scott ini gay..hehe. Aku membayangkan Chriss Scott ini ganteng luar biasa karena biasanya gay itu emang ganteng-ganteng, ga tau juga kenapa ya. Chriss ini seorang chef terkenal di London dan suka sekali memasak untuk teman-teman satu flatnya. Jadi ngebayangin, enak juga ya kalau tinggal satu rumah sama seorang chef yang gay...*ga penting-skip.
Hubungan Danny Jo dan Naomi semakin lama semakin dekat, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya, walaupun tidak ada yang mau mengungkapkannya terlebih dahulu. Namun karena kejadian di suatu malam, masa lalu Naomi terbongkar dan Naomi memutuskan untuk menjauhi Danny Jo. 

Novel yang menyenangkan, setipe dengan novel-novel sebelumnya. Ringan, enak dibaca dan tipikal drama korea. Cucok banget dech sama yang suka romantis-romantisan kayak eike :p. Aku melihat ada satu kesalahan typo, namun ngga mengganggu. Kalimat-kalimat romantisnya juga ngga bertaburan di novel ini, tapi ngga mengurangi aura romantismenya. Nyatanya, aku masih bisa senyum-senyum tersipu sipu saat membaca novel ini...hehe

" Aku menyadari sesuatu selama aku berada di sini. Aku rindu padamu"

Keterangan :
Judul Buku : Spring in London
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Februari 2010
Cetakan kesebelas : November 2011
Tebal : 238 halaman

Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© haafidhanita-forever in love, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena