Selasa, 30 Juni 2015

Tembok rumah saya bersih dari coretan. Masalah?

Udah lama ngga nulis...kangen juga (baca : lagi nganggur, alias gada kerjaan)

Sebenernya agak ngga pas ya nulis masalah ini, lagi Ramadhan soalnya, jadi ngga cucok kalau nyinyir2an. Tapiii....lagi pengen nyinyir...tetep dech.. hihihi

Nyiyir kali ini masih seputaran dunia parenting. Nyinyir antara ibu-ibu yang ngga tau kenapa ngga pernah selesai. Mba Jihan Davincka pernah nulis tulisan yang judulnya "every mom has her own battle" di sini. Yang intinya, ngga usah pake nyinyir2an, urusin aja masalah sendiri ya. Tapi entah kenapa, kok ya para emak-emak ini tidak pernah berhenti mengurusi masalah orang lain. Termasuk saya juga siy sebenernya..huehehehe...

Berawal dari arisan ibu-ibu di rumah. beberapa ibu mencetuskan kalimat "wah bersih ya temboknya, padahal punya anak balita". Well, rumah saya memang tidak ada coretan di tembok. Terdengar seperti pujian. Tapi kemudian disambung dengan kalimat "Kalau di rumah saya, beuh ga ada ruang tersisa, pintu pun dicoret coret". Hmmm....saya hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian dilanjutkan lagi "Tapi, kalau anak coret-coret di tembok emang ngga boleh dilarang, nanti ngga kreatif lho bu kalau dilarang-larang"...Hmmm...udah mulai ngga enak yaa dengernya...

Saya memang ngga mengomentari apapun saat itu, males berdebat (baca : cemen..hihihi). Karena menurut saya, ya...itu pendapat beliau, dan beliau mungkin punya dasar juga mengatakan itu. Saya memang pernah membaca beberapa buku parenting, jika anak sudah mencoba mencorat-coret tembok jangan dilarang. Saya pribadi tidak pernah melarang anak saya mencorar-coret tembok, saya hanya memberikan alternatif lain. Misalkan kertas atau lantai. Saya hanya bilang : "kalau gambar di tembok, ga bisa dihapus, kalau temboknya penuh mau gambar dimana lagi. Mendingan gambar di lantai, kalau penuh bisa di pel, bersih bisa digambari lagi dech". Dan anak saya paham hal itu. Walaupun tetap ada satu atau dua garisan di tembok. Apakah saya bangga dengan hal itu? biasa aja sih. Apakah anak saya jadi ngga kreatif? engga juga, dia tetep kreatif kok, menggambar apapun, dan menurut saya kreatif mencari alternatif tempat menggambar selain tembok (seperti : kertas, mainan, papan tulis, dll). 

Saya tidak tahu apakah keputusan saya tepat atau tidak, hanya saja saya ingin menanamkan aturan pada anak saya sejak dia kecil. Anak kecil itu sangat cerdas bukan, dia cepat menangkap, cepat mengerti, cepat paham. Asal kita memberikan pemahaman dan alasan yang masuk akal. Saya tidak mengatakan bahwa cara saya ini yang paling benar, hanya saja saya yakin cara saya ini tepat diterapkan pada sulung saya saat ini. Saya tidak tahu apakah nanti jika diberikan keturunan lagi (anak kedua), cara ini juga bisa saya terapkan. 

Saya percaya bahwa tiap anak itu unik, jadi cara penanganan untuk anak yang satu pasti beda dengan anak lainnya. Dan saya percaya tiap anak itu cerdas dan kreatif. Jadi alangkah tidak adilnya jika kreatifitas seorang anak hanya dinilai dari ada tidaknya coretan di dinding rumah.

Tembok rumah saya bersih dari coretan kok. Masalah?

Ps: curahan hati seorang ibu biasa yang lagi pengen nyinyir


Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© haafidhanita-forever in love, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena