Salon....
Hmmm...apa yang ada dibenak kita saat mendengar kata salon?
Kalau saya ditanya tentang salon 20 tahun yang lalu, saat masih memakai seragam merah putih -ups..ketauan umur dech :( -, saya akan menjawab salon itu tempat potong rambut dan tempat keriting rambut yang baunya minta ampun. Karena saat itu saya hanya mengenal fungsi salon sebagai tempat potong rambut dan kebetulan saat potong rambut bersamaan dengan orang yang sedang mengeriting rambutnya, *kebayang kan baunya di hidung anak kecil..:D.
Kalau saya ditanya tentang salon 10 tahun yang lalu, masih imut juga sich saat itu. Saya akan menjelaskan bahwa salon adalah tempat perawatan kecantikan yang lumayan mahal untuk mahasiswa kos-kosan seperti saya..hiks
Nah kalau ditanya tentang salon saat ini, jawaban saya pasti "Yuk, kangen spa-spa niy"....*gaya ya
Melihat metamorfosa definisi salon oleh saya pribadi, saya menyimpulkan bahwa, saya pribadi telah melihat perluasan fungsi dari salon berdasarkan kebutuhan. Kalau dulu kebutuhan saya akan salon hanya sebatas potong rambut, sekarang kebutuhan saya akan salon sudah meluas sampai ke tingkat perawatan tubuh.
Pertanyaan selanjutnya adalah, dengan banyaknya jenis salon yang ada saat ini, apakah saya selalu berganti-ganti salon?
Saya sadari, saat ini fungsi salon sudah sangat luas. Berbagai macam jenis salon bermunculan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Mulai dari salon yang mengkhususkan diri dengan perawatan wanita,
sampai salon khusus untuk ibu hamil dan bayi. Wow banget ya. Dan yang lebih wow lagi, rutinitas ke salon sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan sebagai kegiatan mengisi waktu liburan *pengalaman setiap ke mall pada waktu liburan melihat salon Johnny Andrean selalu penuh
Nah menjawab pertanyaan diatas, meskipun terdapat banyak salon dengan berbagai jenisnya, saya bisa katakan bahwa saya orang yang setia...*ehemm. Setia dalam artian, jika saya pergi ke salon dan sudah merasa cocok dengan salon tersebut saya akan setia datang ke salon itu. Namun karena saya juga suka hal-hal baru, saya tidak pernah ragu untuk mencoba salon baru...haha..*ngga konsisten
Masih berkaitan dengan salon, bagaimana jika ada salon thailand bersertifikat internasional yang di buka di Indonesia, lebih tepatnya di Jakarta?Apakah akan kesana?
Jawaban saya : emang ada ya? *haha..ga gaul..
Berbicara tentang salon Thailand ini. Saya membaca di koran-koran bahwa saat ini memang sudah ada tempat pijat Thailand di Jakarta. Contohnya Blush Traditional Thay Therapy yang terletak di kawasan
Jakarta Selatan. Menurut iklannya, para terapisnya telah mengikuti
pelatihan dan bersertifikat dari Thailand sana. Apakah ini termasuk kategori salon thailand? Saya sendiri tidak paham, karena yang terkenal dari Thailand memang pijatannya ya (menurut berbagai sumber), karena saya sendiri belum pernah ke Thailand..hehe..Dari iklan yang saya baca, dan beberapa ulasan di media cetak, pemilik Blush Traditional Thay Therapy ini orang Indonesia, dan terapisnya juga orang Indonesia yang dilatih di Thailand. Jadi tidak ada keterlibatan Thailand disini selain sebagai jenis pijatan. Bahkan aroma therapy yang digunakan justru diimpor dari Australia, bukan Thailand.
Dari situlah saya berpendapat bahwa, apapun yang ada di Indonesia meskipun memakai nama yang terkesan "Luar Negeri", sebenarnya tetap merupakan milik anak bangsa. Hanya saja mengadopsi milik Negara Lain karena memang, sesuatu yang berbau "Luar Negeri" itu sangat laku di Indonesia. Apakah kemudian pijat-pijat ala Thai ini akan memusnahkan pijat-pijat ala Indonesia seperti pijat ala Bali atau ala Jawa? Saya rasa tidak, bagaimanapun saya merasa bahwa sebenarnya orang Indonesia itu sangat cinta akan negrinya. Meskipun ada keingintahuan akan sesuatu yang berbau "Luar Negri" seperti pijat ala Thailand ini, kerinduan akan nuansa pijat Indonesia tetap akan membuat kita kembali ke selera asal.
Huff....jadi serius kok ya pembicarannya? Jadi pengen pijet-pijet di salon...spa yuuk... :)
gambar dari sini |
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=152775
http://pijatthailand.wordpress.com/
0 comments:
Posting Komentar