Senin, 30 September 2013

Dia...

"Hallo Aji "
"Wawan!! Apa Kabar? Lama ngga ada kabar berita? pasti ada sesuatu nih, tumben nelfon teman lama?
"Sehat-sehat, iya, aku mau menikah Ji, dan aku ingin kamu hadir"
"Waaa....akhirnya, selamat-selamat. Kapan? Aku pasti datang"
"Minggu depan"


 - ooo -

Gedung itu sederhana, dekorasinya juga sederhana. Tamu yang hadir juga tidak banyak. Benar-benar pernikahan yang sederhana. Aku mendesah pelan, teringat kembali pernikahanku 3 tahun lalu. Pesta megah, dekorasi yang mewah dan hidangan berlimpah yang semunya dipesan dari catering nomer satu di kota ini. "Aku tidak ingin mengecewakan tamu-tamuku, seorang General Manager salah satu Bank terkemuka di Indonesia memang sudah seharusnya menikah dengan pesta mewah seperti ini", pikirku saat itu. Dan memang aku berhasil, teman-teman dan kolega yang hadir memuji pesta pernikahanku, semua terkagum-kagum. Rasanya puas sekali saat itu.

Aku berdiri bersama beberapa tamu undangan lainnya, menunggu pasangan pengantin memasuki ruangan. Mataku menyapu seluruh ruangan. "Hmm...tidak ada yang aku kenal". Mungkin Wawan tidak mengundang banyak orang.

Gending-gending Jawa mulai terdengar, tanda rombongan pengantin akan segera memasuki ruangan. Aku memilih menyingkir saja ke tepi ruangan. Malas rasanya ikut berdesakan melihat iring-iringan pengantin. Nanti juga bisa melihat sang pengantin saat memberikan selamat, pikirku.
Kedua pengantin telah duduk di pelaminan, upacara-demi upacara sesuai adat Jawa sudah dilaksanakan. Tiba waktunya memberi selamat kepada kedua mempelai dan keluarganya. Aku beranjak dari tempat dudukku, berjalan menuju pelaminan. Wawan sudah melihatku, dia tersenyum kepadaku dari pelaminannya. Aku terhenti , menahan napas dan berbalik meninggalkan ruangan, “mempelai wanita itu, Mila ” aku mendesah pelan.

- ooo -
Tiga tahun yang lalu...
Pesta pernikahan yang megah telah digelar, berjalan sesuai dengan rencanaku. Aku tersenyum puas sambil berjalan menuju kamarku. Rasanya tidak sabar menemui istriku, semua teman dan kolegaku memuji kecantikannya. Aku membuka pintu kamar dan menemukan secarik kertas. Kepalaku langsung berdenyut-denyut saat membacanya..
"SURAT PERMOHONAN CERAI"


*Cerita ini ditulis untuk meramaikan GA nya Harry Irfan "Ngasih Hadiah : September Ceria" based on fiksimini RT @nafriyrrah: CINTA PANDANGAN PERTAMA. Mempelai wanita itu…



2 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.

© haafidhanita-forever in love, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena